POSTTIME, Masyarakat DKI Jakarta punya potensi seni yang sangat baik. Pernyataan ini disampaikan oleh arsitek muda, Denny Setiawan, dalam diskusi di Galeri Botol, Epicentrum Walk, Jakarta, yang termasuk dalam rangkaian Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2012. Denny, arsitek yang menjadi pembicara dalam diskusi ini, Rabu (21/11), mengatakan bahwa potensi masyarakat itu ada, sayangnya tidak difasilitasi dengan baik.
"Kita punya harapan yang besar untuk menyelamatkan kota Jakarta dengan kreativitas," ujar Denny. Seperti di Cikini, tambahnya, barang bekas dijadikan ornamen yang memperindah suatu perkampungan. Menurut Denny, kita harus mencontoh kota Venezia (Italia) yang hanya memiliki satu aliran sungai, namun tata kota yang indah.
"Jakarta itu punya 13 aliran sungai, tapi memperlakukannya dengan tidak bijak. Inilah salah satu cara menyelamatkan kota Jakarta, perlakukan sungai dengan baik," tambahnya.
Akan tetapi, arsitek senior Raul Renanda menuturkan, yang membentuk kota itu adalah kaum pengembang (developer). "Ini realitas kalau developer yang berkuasa bukan pemerintah," tegasnya yang juga menjadi pembicara. "Developer mengembangkan karya yang seadanya dan itulah yang menentukan wajah kota kita," tambahnya. Arsitek Teater Besar, Taman Ismail Marzuki ini menegaskan, Jakarta adalah cerminan penduduk Jakarta itu sendiri.
"Kita punya harapan yang besar untuk menyelamatkan kota Jakarta dengan kreativitas," ujar Denny. Seperti di Cikini, tambahnya, barang bekas dijadikan ornamen yang memperindah suatu perkampungan. Menurut Denny, kita harus mencontoh kota Venezia (Italia) yang hanya memiliki satu aliran sungai, namun tata kota yang indah.
"Jakarta itu punya 13 aliran sungai, tapi memperlakukannya dengan tidak bijak. Inilah salah satu cara menyelamatkan kota Jakarta, perlakukan sungai dengan baik," tambahnya.
Akan tetapi, arsitek senior Raul Renanda menuturkan, yang membentuk kota itu adalah kaum pengembang (developer). "Ini realitas kalau developer yang berkuasa bukan pemerintah," tegasnya yang juga menjadi pembicara. "Developer mengembangkan karya yang seadanya dan itulah yang menentukan wajah kota kita," tambahnya. Arsitek Teater Besar, Taman Ismail Marzuki ini menegaskan, Jakarta adalah cerminan penduduk Jakarta itu sendiri.
Posting Komentar