POSTTIME, Mensos Salim Segaf al Jufri menyambut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang datang ke kantor Salemba 28, Jakarta Pusat, Kamis kemarin. ”Kami sudah sering bertemu, jika saya tugas ke Solo atau Jawa Tengah. Sekarang saya yang menyambut, padahal tadinya saya mau kunjungi gubernur baru,” ungkap Mensos, yang ditemani tiga Direktur Jenderal (Rehabilitasi Sosial, Pemberdayaan Sosial, Perlindungan dan Jaminan Sosial) serta Staf Khusus.Jokowi datang sendiri berkemeja putih, sementara pengawalnya menunggu di mobil Innova hitam. Sebelum memasuki ruang kerja Mensos, Jokowi didaulat foto bersama oleh pegawai dan tamu Kemsos yang lewat di lobi. ”Saya mau sowan ke pak Mensos karena banyak masalah sosial di Ibukota. Saya sudah temui warga di bantaran sungai Ciliwung. Mereka bilang siap pindah, asal jangan jauh-jauh dari lokasi semula. Kita perlu menatanya,” ujar Jokowi.
Inisiatif Jokowi disambut Mensos karena sejak 2010 Kemsos sudah intensif memetakan masalah sosial warga di pinggir kali Ciliwung, bahkan sudah dilakukan pemulangan sebagian warga di pinggir rel kereta api Pejompongan. Tentu saja, penataan Ibukota membutuhkan keterlibatan banyak pihak: pemerintah pusat (Kemsos dan Kemenpera), Pemda DKI, LSM dan pihak swasta.
“Kita bisa menciptakan success story di DKI, nanti akan ditiru daerah lain. Hal itu akan menunjukkan wajah Indonesia yang berbeda,” cetus Mensos. Jokowi mengiyakan, dan akan menegur Kepala Dinas terkait yang pasif dan hanya menunggu masalah. Ia berterima kasih kepada Mensos yang telah meluncurkan program nasional di wilayah DKI seperti bebas anak jalanan melalui cara persuasif dan pemberdayaan keluarga miskin. Jokowi menawarkan suatu hari bisa kunjungan lapangan bersama-sama. Mensos menyatakan sudah biasa blusak-blusuk ke kampung kumuh, berdialog dengan “manusia gerobak” (gelandangan-pengemis) di bawah jalan layang. Bahkan, Mensos memberi bantuan kepada warga Kampung Apung yang selama 22 tahun belum pernah ditengok Gubernur DKI sebelumnya.
Staf Khusus Mensos, Drs. Musholi punya kesan tersendiri. Saat pelantikan Jokowi pekan lalu jalan terasa sepi, karena banyak warga berkumpul di sekitar Kebon Sirih, gedung DPRD DKI. “Baru dilantik saja, jalan sudah gak macet. Apalagi kalau sudah action,” celetuk Musholi. Jokowi dan Mensos tertawa terbahak-bahak.
Inisiatif Jokowi disambut Mensos karena sejak 2010 Kemsos sudah intensif memetakan masalah sosial warga di pinggir kali Ciliwung, bahkan sudah dilakukan pemulangan sebagian warga di pinggir rel kereta api Pejompongan. Tentu saja, penataan Ibukota membutuhkan keterlibatan banyak pihak: pemerintah pusat (Kemsos dan Kemenpera), Pemda DKI, LSM dan pihak swasta.
“Kita bisa menciptakan success story di DKI, nanti akan ditiru daerah lain. Hal itu akan menunjukkan wajah Indonesia yang berbeda,” cetus Mensos. Jokowi mengiyakan, dan akan menegur Kepala Dinas terkait yang pasif dan hanya menunggu masalah. Ia berterima kasih kepada Mensos yang telah meluncurkan program nasional di wilayah DKI seperti bebas anak jalanan melalui cara persuasif dan pemberdayaan keluarga miskin. Jokowi menawarkan suatu hari bisa kunjungan lapangan bersama-sama. Mensos menyatakan sudah biasa blusak-blusuk ke kampung kumuh, berdialog dengan “manusia gerobak” (gelandangan-pengemis) di bawah jalan layang. Bahkan, Mensos memberi bantuan kepada warga Kampung Apung yang selama 22 tahun belum pernah ditengok Gubernur DKI sebelumnya.
Staf Khusus Mensos, Drs. Musholi punya kesan tersendiri. Saat pelantikan Jokowi pekan lalu jalan terasa sepi, karena banyak warga berkumpul di sekitar Kebon Sirih, gedung DPRD DKI. “Baru dilantik saja, jalan sudah gak macet. Apalagi kalau sudah action,” celetuk Musholi. Jokowi dan Mensos tertawa terbahak-bahak.
Posting Komentar